Sunday, May 27, 2018

Ayam Broiler Teknologi NASA


Ayam Broiler Teknologi NASA – Ayam broiler merupakan ayam ras yang memiliki kemampuan tumbuh cepat untuk menghasilkan daging dalam waktu yang relatif singkat, yaitu berkisar 5-7 minggu. Jenis ayam broiler memiliki peranan penting yaitu sebagai sumber protein hewani yang berasal dari hewan ternak. Melalui panduan Cara Ternak Ayam Broiler beserta produk-produk peternakan yang digunakan, PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami tanpa bahan kimia baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Bibit Ayam Broiler



Bibit ayam broiler unggul yaitu terlihat aktif bergerak dan sehat, badannya gemuk dilihat dari bentuk tubuh yang bulat, hidungnya bersih, matanya terlihat tajam, bulunya bersih dan terlihat mengkilat serta memiliki anus (lubang kotoran) yang bersih.

Kondisi Teknis Untuk Beternak Ayam Broiler

  1. Lokasi kandang

Kandang yang baik untuk beternak ayam broiler adalah yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh sarana transportasi (kendaraan), terdapat sumber air, dan arah kandang membujur dari timur ke barat.
  1. Pergantian udara dalam kandang

Ayam broiler bernapas menggunakan oksigen dan akan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen dapat selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik dan cukup.
  1. Mudah mendapatkan sarana produksi

Pilihlah lokasi kandang yang dekat dengan sarana peternakan atau poultry shop.
  1. Suhu udara dalam kandang

Suhu ideal kandang sesuai umur ayam broiler adalah :
Umur AyamSuhu
01 hari – 07 hari34ºC – 32ºC
08 hari – 14 hari29ºC – 27ºC
15 hari – 21 hari26ºC – 25ºC
21 hari – 28 hari24ºC – 23ºC
28 hari – 36 hari23ºC – 21ºC

Pemeliharaan Ayam Broiler


  1. Perkembangan

Jenis kandang untuk tempat ternak ayam broiler ada dua tipe, yaitu kandang dengan bentuk panggung dan kandang tanpa panggung. Kelebihan tipe kandang panggung adalah lantai kandang yang terlihat lebih bersih karena kotoran ayam broiler akan langsung jatuh ke tanah dan tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan akan lebih efisien, akan tetapi biaya pembuatan kandang jenis ini akan lebih mahal. Sedangkan untuk tipe litter atau kandang tanpa panggung lebih mudah dibuat dan lebih murah, kandang tipe litter lebih banyak dipakai oleh peternak.
Pada awal pemeliharaan, kandang sebaiknya ditutupi plastik untuk menjaga suhu agar tetap hangat, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya dapat berfungsi untuk pertumbuhan, bukan sebagai produksi panas tubuh. Standar kepadatan kandang untuk daerah tropis seperti di Indonesia adalah 8-10 ekor ayam broiler per m2, jika jumlah ayam broiler lebih dari angka tersebut dapat menyebabkan suhu kandang cepat meningkat terutama pada siang hari yang akan membuat ayam broiler cenderung banyak minum, stress, mudah terserang penyakit hingga pertumbuhan terhambat.
  1. Pakan

  • Pakan menjadi satu kebutuhan yang paling besar saat ternak ayam broiler, yakni menghabiskan hingga 70% dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh ayam broiler, yaitu protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan lemak, sehingga pertambahan berat badan per hari (ADG) ayam broiler akan tinggi, pertumbuhan ayam broiler bagus dan tidak menyebabkan kerugian. Pemberian pakan dilakukan dengan sistem ad libitum yaitu selalu tersedia dan tidak dibatasi.
  • Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum dapat memberikan nutrisi pakan yang lengkap dan dalam jumlah yang cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga ditambahkan dengan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus untuk ternak dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari. VITERNA Plus memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap dari POC NASA.
  • Efisiensi pakan dinyatakan dalam hitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitung FCR adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam broiler yang dipanen. Semakin rendah angka FCR, akan semakin baik kualitas pakannya, karena terhitung lebih efisien. Dalam hal ini penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
  1. Vaksinasi

Yaitu kegiatan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan ke dalam tubuh ayam broiler untuk menambah kekebalan tubuh secara alami. Vaksinasi penting yang harus dilakukan yaitu vaksinasi ND (Newcastle Disease/tetelo). Dilakukan pada saat ayam broiler berumur 4 hari menggunakan metode tetes mata dengan vaksinasi ND Strain B1 dan pada umur 21 hari dilakukan vaksin ND lewat suntikan atau air minum.

Tahap Pemeliharaan

  • Hari ke-1 sampai hari ke-7 (minggu pertama). Anak ayam (kutuk) dipindahkan ke pemanas atau indukan , kemudian diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum atau diberi VITERNA Plus dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari dan ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pada fase ini pakan yang diberikan sebanyak 13 gr per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah itu adalah kebutuhan minimal, untuk prakteknya pemberian pakan tidak dibatasi. Pakan yang diberikan saat awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
  • Mulai hari kedua hingga ayam dipanen, air minum untuk ayam sudah berupa air dingin dan ditambahkan dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per liter air minum atau dengan tambahan VITERNA Plusdengan dosis 1 cc per liter air minum per hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi ND yang pertama dilakukan pada hari ke-4.
  • Hari ke-8 sampai hari ke-14 (minggu kedua). Pemeliharaan pada minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama meskipun lebih ringan. Suhu pada pemanas sudah bisa dikurangi. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
  • Hari ke-15 sampai hari ke-21 (minggu ketiga). Pemanas sudah bisa dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan pada minggu ketiga adalah 4,8 gram per akor atau 4,8 kg per 100 ekor ayam. Pada akhir minggu yaitu pada umur 21 hari dilaksanakan vaksinasi kedua menggunakan vaksin ND Strain Lasotta lewat suntikan atau air minum. Saat diperlakukan vaksin tersebut air minum juga tetap ditambah dengan POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.

  • Hari ke-22 sampai hari ke-28 (minggu keempat). Pada minggu keempat pemanas sudah tidak diperlukan lagi karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilaksanakan sampling berat badan ayam untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan ayam yang normal memiliki berat badan minimal 1,25 kg saat umur 28 hari. Kebutuhan pakan pada minggu ini adalah 65 gram per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor.
  • Hari ke-29 sampai hari ke-35 (minggu kelima). Pada minggu kelima yang harus diperhatikan adalah perawatan pada lantai kandang, karena jumlah kotoran ayam sudah banyak. Maka dari itu, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai agar tetap kering. Kebutuhan pakan pada minggu kelima adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Saat umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot ayam dengan pertumbuhan yang baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, maka ayam sudah dapat dipanen.
  • Hari ke-36 sampai ke-42 (minggu keenam). Jika ingin diperpanjang untuk menghasilkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang harus tetap dilakukan. Pada umur 42 dengan pertumbuhan yang baik, ayam bisa mencapai bobot 2,15 kg.

Penyakit Ayam Broiler

  • Tetelo (Newcastle Disease / ND)

Gejala dari penyakit ini adalah ayam broiler sering megap-megap, diare, nafsu makan turun, dan senang berkumpul di tempat yang hangat. Setelah 2 hari kaki ayam akan lumpuh, leher berpuntir, ayam berputar-putar dan akhirnya mati. Sebaiknya ayam yang terserang penyakit ini segera dipisah. Belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ND pada ayam, untuk mengurangi angka kematian sebaiknya ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.

  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Penyakit ini merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Gejala yang terlihat adalah ayam broiler sering bersin dan ingus keluar dari hidung dan ngorok saat bernafas. Penyakit ini ditularkan melalui perantara seperti alat-alat. Dapat diobati dengan obat-obatan yang sesuai.
  • Berak kapur (Pullorum)
Disebut penyakit berak kapur karena gejalanya adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering terlihat seperti serbuk kapur. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum.
  • Gumboro (Infectious Bursal Disease / IBD)
Penyakit ini disebabkan oleh virus golongan Reovirus dan menyerang sistem kekelabalan tubuh ayam broiler. Gejala penyakit ini adalah nafsu makan hilang, ayam broiler bergerak tidak teratur, peradangan di sekitar dubur, tubuh ayam broiler bergetar-getar dan diare.penyakit ini sering menyerang saat ayam broiler berumur 36 minggu. Penularan dapat terjadi langsung melalui kotoran dan penularan tidak langsung melalui pakan, air minum atau peralatan yang sudah tercemar dengan penyakit ini. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ayam broiler ini, tetapi dapat dilakukan pencegahan dengan vaksin Gumboro.

Pengendalian Penyakit Pada Ayam Broiler

Infeksi bibit penyakit akan lebih mudah dan cepat menimbulkan penyakit jika ayam broiler sedang dalam keadaan lemah atau stres. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, dan cuaca yang jelek. Cuaca yang dapat menyebabkan ayam broiler lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin dan perubahan suhu secara drastis. Penyakit yang disebabkan oleh virus lebih sulit untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. POC NASA yang mengandung berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan ternak seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain dan dilengkapi protein dan lemak nabati sangat penting untuk diberikan karena dapat bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ayam broiler, ketahanan tubuh ayam broiler, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam broiler.
Untuk hasil yang maksimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan HORMONIK dengan dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul asam amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan kandungan :
  • Berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan tulang, organ dalam dan luar tubuh, pembentukan darah, dan lain-lain.
  • Asam-asam amino utama meliputi arginin, histidin, isoleucine, lycine, phenylalanine, methionine, thrypthophan, threonine dan valine yang berfungsi sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, organ tubuh, dan jaringan.
  • Mengandung vitamin yang lengkap yaitu A, C, D, E, K dan B Komplek untuk ketahanan dan kesehatan tubuh ayam broiler.
  1. Sanitasi atau Cuci Hama Kandang

Sanitasi kandang harus dilakukan segera setelah panen ayam broiler. Langkah pertama adalah mencuci kandang dengan air hingga bersih. Langkah kedua yaitu melakukan pengapuran di dinding dan lantai kandang. Selanjutnya disemprot dengan formalin untuk membunuh bibit penyakit. Lalu dibiarkan selama minimal 10 hari sebelum melakukan ternak ayam broiler lagi.
Itulah beberapa hal penting dalam panduan Cara Ternak Ayam Broiler tanpa tambahan bahan kimia, untuk hasil panen yang maksimal baik dari segi kuantitas daging, kualitas daging dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Butuh Bantuan? Jangan Sungkan!

Jika Anda Butuh Bantuan, Ataupun Hal -Hal Yang Ingin Ditanyakan, Jangan Ragu Untuk Menghubungi Kami, Dengan Senang Hati Akan Kami Bantu

 ----------------------------------------------------

TELP/SMS/WA


No comments:

Post a Comment